Ini merupakan fakta baru dari situs jejaring sosial. Sebuah perusahaan asuransi di Inggris, Direct Line, meminta kepada lembaga riset Opinium Research untuk melakukan sebuah penelitian tentang 'ketidakjujuran' di situs jejaring sosial atau disebut Straight Talking Report.
Lembaga riset tersebut melakukan survey kepada lebih dari 2.000 orang dewasa Inggris di Web pada 3 sampai 7 Juni 2010 lalu, dan menemukan satu fakta yang mengejutkan: orang tidak selalu jujur ketika mereka bisa bersembunyi di balik sebuah nama layar dan avatar, daripada ketika berbicara secara tatap muka.
Hasil penelitian menemukan bahwa orang cenderung tidak jujur ketika berbicara di situs jejaring sosial seperti Twitter, dibandingkan ketika mereka berbicara dengan seseorang di dunia nyata. Menurut penelitian, hanya satu dari lima orang (20%) mengaku menjadi lebih jujur di Twitter atau tampilan teks, dibandingkan dengan orang-orang yang tinggal di negara ketiga (30%) yang lebih jujur ketika berbicara dengan seseorang dalam kehidupan nyata.
Lebih jauh lagi, laki-laki ternyata cenderung kurang jujur melalui tampilan pesan teks daripada perempuan (17% pria dibandingkan dengan 21% wanita). Atau perempuan lebih mungkin untuk berbohong ketika disurvei, tentu saja.
Penemuan lain, wanita cenderung kurang jujur secara pribadi dibandingkan pria, dimana lebih dari 12% laki-laki mengaku jujur ketika bertatap muka daripada wanita.
Teknologi modern seperti smartphone, jejaring sosial dan pesan instan (chat) telah dipuji sebagai inovasi dalam cara orang berinteraksi, menghilangkan hambatan untuk percakapan dan memungkinkan untuk keterbukaan wacana.
Namun menurut psikolog Glenn Wilson, kita terkadang memilih menggunakan alat-alat komunikasi tersebut ketimbang bertemu secara tatap muka atau bercakap-cakap secara langsung di saat kita ingin berlaku jujur. "Sebab lebih mudah untuk berbohong kepada seseorang ketika kita tidak harus melihat reaksi mereka atau mengontrol bahasa tubuh kita sendiri,"ujarnya.
Twitter merupakan situs jejaring sosial berupa mikroblog yang memberikan fasilitas bagi pengguna untuk mengirimkan “pembaharuan” berupa tulisan teks dengan panjang maksimum 140 karakter baik melalui SMS, pengirim pesan instan, surat elektronik, atau aplikasi.
Aplikasinya yang mudah dan penyampaian pesan lebih cepat dan langsung (realtime) menjadikan interaksi di Twitter bersifat lebih massive.
Bagaimana menurut Anda?
No comments :
Post a Comment