Perkembangan penggunaan social media di Indonesia belakangan
ini cukup mencengangkan. Menurut laporan situs Socialbakers, sampai Maret
2013, jumlah pengguna Facebook di Indonesia mencapai 47.165.080 pengguna atau
terbesar keempat di seluruh dunia setelah Amerika Serikat, Brazil dan India.
Sedangkan untuk Twitter, Indonesia menduduki sebagai negara dengan pengguna Twitter
terbesar kelima di dunia.
Tak sebatas personal, penggunaan social media oleh organisasi/perusahaan
dan merek juga meningkat. Hal ini ditandai dengan makin banyaknya organisasi/perusahaan
dan merek menggunakan social media sebagai sarana berkomunikasi dan terlibat langsung
dengan konsumen. Bahkan beberapa perusahaan/organisasi saat ini menjadikan
social media sebagai divisi tersendiri dan dikelola secara profesional.
Social media mendemokratisasi pengaruh, mengubah cara
organisasi/perusahaan berkomunikasi dengan konsumen, dan bagaimana konsumen
mempengaruhi keputusan pembelian mereka dan rekan-rekannya. Melalui platform
seperti Facebook, Twitter, YouTube, Blog dan sebagainya, konsumen berkoneksi
dan berinteraksi dengan siapa saja untuk berbagi pengalaman, kesamaan minat,
dan berdiskusi tentang merek, produk dan layanan yang bisa mempengaruhi
keputusan pembelian mereka dan menyetir persepsi merek.
Konsumen Semakin Terkoneksi
Dengan semakin mudah dan murah untuk mengakses Internet baik
melalui komputer/laptop dan mobile phone (smartphone dan tablet), konsumen
menghabiskan lebih banyak waktu untuk online. Ditunjang dengan semakin
banyaknya jaringan social media bermunculan yang menawarkan berbagai fasilitas
dan pilihan bagi konsumen. Dengan lebih banyak konektivitas, konsumen lebih
bebas menggunakan social media dimanapun dan kapanpun mereka inginkan.
Berdasarkan survei Nielsen & NM Incite “State of TheMedia: The Social Media Report 2012”, peran social media dalam pengambilan
keputusan konsumen meluas di beberapa benua seperti Amerika Utara, Asia
Pasifik, Amerika Latin dan Timur Tengah/Afrika. Frekuensi aktivitas konsumen
secara online tercermin sebagai berikut: mendengar pengalaman orang lain (70%),
belajar lebih banyak tentang merek/produk/layanan (65%), memuji merek (53%),
mengeluh/komplain tentang merek dan layanan (50%), dan berbagi insentif (47%).
Social media berpotensi mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen untuk kategori entertainment dan alat-alat elektronik di semua wilayah
di atas. Kategori tersebut diikuti berturut-turut travel/leisure (60%), perkakas
(58%), makanan dan minuman (58%), pakaian/fashion (58%) dan restoran (57%).
Kategori-kategori tersebut juga merupakan produk/layanan yang paling banyak
dibahas via jaringan sosial (social networking).
Kepedulian Konsumen
Hari-hari dimana perusahaan/merek dapat mengontrol pesan
yaitu dengan membanjiri pesan-pesan ke konsumen telah berlalu. Social media
secara fundamental telah mengubah pengambilan keputusan konsumen. Keputusan dan
perilaku konsumen semakin didorong oleh opini-opini, selera dan pilihan-pilihan
dari teman-teman mereka, rekan sejawat dan influencer yang lebih besar dan
global.
Layanan konsumen via social media menjadi sebuah keharusan
bagi merek dan perusahaan/organisasi. Konsumen memilih kapan dan dimana mereka
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, masalah-masalah dan komplain mereka,
mengaburkan batas antara pemasaran dan layanan konsumen. Merek dan
perusahaan/organisasi perlu mempertimbangkan evolusi ini dan memastikan mereka
siap memberikan reaksi di semua saluran.
Social media merepresentasikan peluang yang sangat besar
bagi merek dan perusahaan/organisasi untuk memperoleh dukungan yang positif
dari konsumen. Dengan pertumbuhan penggunaan social media dan makin banyaknya
waktu yang diluangkan konsumen secara online, pemasar yang cerdas dapat
memanfaatkan adopsi pertumbuhan dan pengaruh social media untuk mempengaruhi
bisnis.
Nah, bagaimana Anda menyikapinya? Silakan berbagi pengalaman
di bawah ini.
No comments :
Post a Comment