Sunday, February 13, 2011

Mengendus Keberadaan Hacker di Facebook




Teknologi baru selalu berimplikasi dua hal: positif dan negatif. Melalui teknologi Web 2.0, kehadiran platform jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Linkedln, MySpace, Tumbler, YouTube, dan lain-lain telah memungkinkan orang-orang terhubung secara mudah, cepat, langsung (real time) dan masif di seluruh belahan dunia. 

Telah sering kita bahas manfaat positif dari platform jejaring sosial baik untuk pribadi, bisnis/organisasi, politik, perluasan jaringan, dan sebagainya. Misalnya kegunaan Facebook dan Twitter untuk bisnis, personal branding di politik, mengembangkan jaringan, atau hanya sekedar bertemu teman-teman lama atau teman-teman baru yang keren. Facebook dan Twitter juga ditengarai sebagai pemicu/pendorong aksi demontrasi dalam Revolusi Mesir yang berhasil menggulingkan Presiden Hosni Mubarak beberapa hari lalu. Silahkan baca laporan CNN berikut ini “Did Facebook bring down Mubarak?”.

Jumlah pengguna jejaring sosial terus meningkat dengan sangat cepat di seluruh dunia. Facebook misalnya, pada Juli 2010 lalu mengklaim memiliki lebih dari 500 juta pengguna di seluruh dunia. Indonesia adalah negara dengan pengguna Facebook terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Inggris. Posisi Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan total jumlah pengguna sebanyak 25,9 juta. Sedangkan Amerika Serikat menempati urutan pertama dengan jumlah pengguna mencapai 125,8 juta, dan disusul Inggris dengan jumlah pengguna 26,5 juta. Baca laporan selengkapnya di “Indonesia, Negara Pengguna Facebook Terbesar Ketiga di Dunia."

Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna Facebook, muncul pula masalah-masalah baru yang berdampak negatif. Belakangan ini marak kasus-kasus seperti pembajakan akun, penipuan, profil palsu/bohong, dan sebagainya. Coba berita harian Kompas berjudul “Puluhan Janda Kena Tipu”.  

Kasus yang paling sering terjadi adalah pembajakan akun Facebook. Hacker membajak akun Facebook seseorang untuk kemudian menyalahgunakan akun tersebut. Misalnya untuk berjualan barang-barang elektronik. Biasanya target yang dibajak adalah akun milik orang-orang terkenal (popular) baik dari kalangan artis, politisi, atau pejabat dengan jumlah teman yang hampir mendekati 5000 orang. Beberapa nama yang akun Facebook-nya pernah dibajak adalah Jimmly Asshidiqie (Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi), Jajang C Noer (aktris senior), Agun Gunandjar Sudarsa (Ketua Fraksi Partai Golkar MPR/Anggota DPR), Adang Daradjatun (Anggota DPR/Mantan Wakapolri), dan Zaenal Maarif (mantan anggota DPR).

Namun, bukan berarti para hacker itu tak memburu akun kita juga. Karenanya kita perlu selalu waspada dan berhati-hati menggunakan Facebook. Silahkan baca lagi postingan saya sebelumnya “Tip Aman Berselancar di Jejaring Sosial."

Nah, untuk mengenali akun Facebook yang telah dibajak, dan mungkin itu salah satu teman di friends list kita, perhatikan lima hal berikut ini:

1. Status



Setelah berhasil masuk ke akun Facebook seseorang, si pembajak kemudian memposting status bertuliskan: 

kmarin sempat beli ma kluarga di bea cukai alat elektronik…brupa laptop merk apple macbook pro da toshiba. Juga ipod…kirain china…ternyata asli made in USA. Mantap barangnya klo ada yg minat silahkan diinbox aja. Nanti aq kasih no hp yg punya barang…dia petinggi di bea cukai. Bb onix dan tourch=1,5juta/unit. Kamera=2 juta/unit kl Toshiba=2,5 juta. Ipadnya=2,5 juta/unit…kl apple macbook pro=3juta/unit.

2. Komentar

Dibawah status tersebut diberi komentar: 
bagi yang berminat juga bsa lihat foto barang dan bukti pengiriman barangnya waktu k tmpat barangnya.lihat saja di dindingku,bukti pengiriman dan foto barangnya.

3. Foto/Gambar


Selanjutnya, pembajak memposting foto/gambar barang-barang elektronik yang ditawarkan. Misalnya laptop, macbook, kamera, dsb. Mereka juga melengkapi dengan foto tanda bukti (faktur) pengiriman barang.



4. Aplikasi Di-protect

Beberapa aplikasi Facebook  di nonaktifkan. Misalnya fasilitas untuk mengirim pesan di wall, tag, atau komentar. Bisa jadi hal ini untuk menghindari orang-orang yang sudah tahu keberadaannya mengirimkan peringatan atau pesan yang menyerang mereka.

5. Transaksi via Inbox

Segala bentuk komunikasi dilakukan melalui pesan di inbox. Biasanya pembajak meminta supaya orang-orang yang tertarik akan barang-barang tersebut, untuk mengirimkan pesan melalui inbox.

Nah, bila Anda menemukan tanda-tanda tersebut di akun Facebook salah satu teman Anda, sebaiknya segera di-remove saja. Hal ini untuk menghindari peluang hacker tersambung langsung ke akun Facebook kita.

 

No comments :

Post a Comment