Saturday, February 5, 2011

Percakapan Sebagai Negosiasi




Salah satu aspek yang membuat media sosial demikian menarik adalah percakapan yang merepresentasikan budaya dan nilai dari masing-masing komunitas. Ketika tukar menukar informasi mengalir di sekitar publik, terkadang aspek paling menarik justru cerita di balik saluran itu sendiri.

Banyak percakapan paling produktif mungkin telah Anda gunakan untuk memahami orang-orang. Hal itu memungkinkan Anda terhubung satu sama lain dengan cara untuk mendorong pemecahan masalah, memajukan proyek, dan menciptakan peluang untuk langkah atau tindakan selanjutnya.

Jenis percakapan disini berhubungan dengan negosiasi dimana kedua belah pihak atau beberapa pihak berpartisipasi untuk derajat yang bervariasi. Sebagaimana orang-orang terlibat, hasilnya cenderung tak terduga, dan itu adalah hal yang baik.

Jika kita ingin meluangkan hidup kita dengan orang banyak - sebagai individu dan organisasi - belajar bagaimana pendekatan percakapan sebagai sebuah negosiasi bisa menjadi manfaat. Kesan digital kita dan apa yang orang-orang alami dari kita, tersedia untuk ditinjau.

Ketika kita berbicara tentang mendengarkan, terlibat, berbagi, kita menggunakan prinsip-prinsip komunikasi yang baik. Namun tindakan tidak berhenti saat percakapan selesai. Emosi yang dihasilkan sebelum, selama dan sesudah pertukaran informasi menciptakan momentum selanjutnya.

Kita membeli, kita bergabung, dan kita terhubung atas dasar emosi. Lantas, sebagai cara untuk membenarkan diri sendiri dan orang lain atas tindakan kita, kita merasionalisasikan bagaimana kita sampai ke sana. Roger Fisher dalam buku keduanya tentang negosiasi berjudul "Beyond Reason-Using Emotion as You Negotiate" membuat pernyataan:

Kemungkinan besar cara paling ampuh untuk menenangkan emosi seseorang adalah dengan menghargai keprihatinan mereka. Ada tiga unsur dalam menghargai seseorang: Anda ingin memahami sudut pandang orang lain; menemukan manfaat pada apa yang mereka pikirkan, rasakan, atau lakukan; dan mengkomunikasikan manfaat yang Anda lihat.

Model Fisher menggunakan kerangka kerja yang sangat berguna, misalnya kita belajar untuk bernegosiasi kecepatan dan frekuensi pada saat percakapan terjadi di dunia media sosial. Selain itu, kita bisa belajar untuk menjadi lebih efektif dalam mengatasi kontek di mana substansi bisnis berada.

Berikut ini lima hal utama untuk menjadi lebih efektif dalam negosiasi:

1. Apresiasi

Bagaimana Anda dapat memahami sudut pandang orang lain? Menemukan kebaikan/manfaat pada apa yang mereka rasakan dan lakukan? Dan mengkomunikasikan pemahaman Anda melalui kata-kata dan tindakan? Dalam percakapan, nada dan suasana hati datang silih berganti - apakah Anda mendengarkan mereka? Ya, bahkan dalam 140 karakter (Twitter), atau bahkan ketika itu tidak diharapkan. Mencoba menemukan pesan meta, yang merupakan indikasi apakah seseorang sedang mendukung, ambivalen atau resisten (menentang) terhadap ide-ide yang sedang dibahas.

Ini berhasil dalam komunikasi bahkan ketika kita berbicara tentang percakapan pemasaran. Cam Beck memiliki serangkaian postingan bagus tentang membangun hubungan dan iklan, silakan baca "Build Relationships". Apresiasi kontek dan dinamika adalah awal yang baik. Bila Anda peka terhadap orang lain dan bersedia untuk melihat dan menghargai sudut pandang mereka, Anda menginvestasikan waktu dan uang Anda.

2. Afiliasi

Apa yang dapat Anda lakukan untuk membangun hubungan struktural sebagai kolega/rekan? Pikirkan tentang banyak hubungan peer-to- peer dimana kita terlibat di dalamnya ketika mengambil peranan ke jaringan sosial. Bagaimana Anda bisa membangun hubungan pribadi sebagai orang yang bisa dipercaya? Apakah Anda bijak untuk memahami situasi ketika asumsi berlawanan mendominasi pikiran Anda? Selain itu, cara terbaik untuk bertemu seseorang adalah dengan bertatap muka, meskipun dalam beberapa kasus langka yang bahkan mungkin tidak berhasil.

Contoh baik tentang membangun afiliasi dengan sepenuh hati bisa Anda lihat dalam beberapa postingan Francois Gossieaux di "Emergence Marketing".

3. Otonomi

Semua orang ingin bebas mempengaruhi dan membuat keputusan. Dalam beberapa keadaan keinginan untuk otonomi nampak seperti keinginan untuk menjadi bintang. Mereka bukan satu-satunya dan tidak sama dan mestinya tidak bingung. Individu ingin didengar, untuk mengekspresikan diri mereka sendiri, melihat visi mereka dan berpikir dalam tindakan. Hormati otonomi pelanggan Anda juga. Tom Fishburne mengilhami melalui postingannya “The Fishbowl”. Setiap orang memiliki peran dalam cerita.

4. Status

Ini tentang mengetahui wilayah setiap orang atas status tertentu, termasuk wilayah Anda sendiri. Ketika diperlukan keahlian dalam persoalan-persoalan substantif, ada baiknya mengenali keahlian. Salah satu bagian yang paling mengecewakan dari negosiasi terjadi karena ketidakmampuan untuk mengambil langkah ini. Kita tidak bisa menjadi ahli dalam segala hal.

Menariknya, ketika media gratis merupakan sarana untuk mengungkapkan status seseorang, saat ini  kita melihat munculnya kombinasi menjadi aktivitas sehari-hari. Terutama karena kemampuannya mempublikasikan dan mengekspresikan diri dengan biaya murah. Marci Alboher telah menuliskan tentang ini di blognya.

5. Aturan

Anda dapat memilih peran ‘mengisi’ dalam negosiasi dan memilih aktivitas yang sejalan dengan itu. Anda akan tahu peran ‘mengisi’ karena memiliki tujuan yang jelas dan sangat berarti secara pribadi. Ini menggabungkan keterampilan, minat, nilai, dan keyakinan Anda dan saluran ke dalam tugas yang ditangani. Bagaimana Anda bisa mengartikan sebuah situasi?

Perangkap yang menjebak kita adalah bahwa kita memainkan peran dalam merespon orang lain yang juga memainkan peran. Bila tidak, Anda bisa memasuki peran sementara, seperti pendengar, pembujuk, pemecah masalah, penasihat, advokat, kolaborator, pelajar, brainstormer, fasilitator, tamu, pendorong/pembangkit, mentor, kolega, dan lain-lain. Hal ini untuk memperluas peran Anda untuk model perilaku yang Anda cari.

Asumsi tentang peran juga mengurangi kemampuan Anda untuk memakai topi sementara. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang asumsi-asumsi menantang dan untuk mencari jawaban lain, Anda bisa membaca tulisan Roger von Oech.

Percakapan adalah kesempatan untuk mendengarkan dan belajar dan untuk didengar. Umumnya kita menemukan diri kita menegosiasikan posisi dan menghadapi emosi yang kuat dalam proses. Langkah pertama yang diperlukan untuk koneksi adalah tersedianya kesadaran dan pemahaman tentang diri Anda dan orang-orang lain.

Bagaimana menurut Anda? Hal-hal seperti apa yang memberi kontribusi terhadap pemahaman Anda tentang pentingnya negosiasi dalam percakapan?



No comments :

Post a Comment