Dalam dua tahun belakangan ini, bisnis di dunia online kembali menggeliat. Ditunjang kehadiran media sosial, perusahaan/bisnis dari skala kecil dan menengah hingga raksasa mengambil peluang memanfaatkan kemajuan teknologi untuk berhubungan dengan konsumen dan calon konsumen secara langsung, lebih cepat dan menjangkau khalayak sasaran lebih luas. Selain situs/blog, beberapa bentuk peranan diperlihatkan melalui kehadiran mereka di jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter.
Bisnis online atau Dot.com sempat mengalami masa jaya yang singkat pada akhir 1990-an lalu. Di mulai pada 1994 ketika Internet menjadi perhatian khalayak ramai dengan kehadiran web browser Mosaic dan World Wide Web (www). Komunikasi melalui Internet menjadi ramai dan banyak membantu perdagangan di web atau sebutannya e-commerce. Ribuan perusahaan yang punya nama belakang “dot.com” muncul dalam jaringan Internet dan menawarkan segaja jenis barang dan jasa.
Sebagian pakar industri pernah memperkirakan bahwa bisnis Dot.com atau disebut “sistem perekonomian baru”, akhirnya akan mengalahkan cara perdagangan tradisional atau “sistem perekonomian lama” dan mengakibatkan bangkrutnya banyak bidang usaha yang masih mengandalkan gedung, toko dan pramuniaga. Pada kenyataannya memang terbukti bahwa Internet mempunyai jaringan komunikasi pembeli dan penjual, atau pemasang iklan dan para klien melalui cara-cara yang murah. Orang-orang mulai mengenali peluang-peluang yang bisa ditawarkan oleh Internet dan kepanjangannya, investasi-investasi perusahaan online terus meningkat.
Booming bisnis Dot.com dengan cepat berubah menjadi apa yang disebut oleh dunia usaha sebagai “penggelembungan” atau bubble. Penggelembungan terjadi ketika para spekulan mengatakan bahwa saham nilainya meningkat secara berarti dan memborong sebagai antisipasi meningkatnya harga pasar lebih lanjut. Penggelembungan memecahkan angka pada 10 Maret 2000, ketika indeks gabungan NASDAQ mencapai puncak di harga lebih dari 2x nilainya dari tahun sebelumnya. Perusahaan-perusahaan Dot.com seketika diubah dari menjadi aset-aset tidak bisa diberi harga ke modal tidak bernilai (Culken Cuneo, 2005). Pada akhirnya, pendanaan usaha Internet “mari-jadi-cepat-kaya” yang begitu populer itu menyebabkan kematian pasar. Pada Maret 2001 lalu, bisnis atau perusahaan Dot.com secara resmi gulung tikar.
Kehadiran media sosial yang menawarkan konsep teknologi Web 2.0 atau komunikasi dua arah, membuka kembali peluang para pebisnis untuk terjun dan terlibat di dalamnya. Kepopuleran yang sangat cepat media sosial seperti Blog, Facebook, Twitter, MySpace, Linkedln, YouTube, dan sebagainya perlu segera ditangkap sebagai peluang untuk mempromosikan produk dan jasa. Hanya saja, perlu pemahaman lebih mendalam tentang prinsip-prinsip komunikasi yang berlangsung di era web sosial ini. Konsep yang berlaku disini adalah penyetaraan antar pengguna, termasuk antara perusahaan dan konsumennya.
Platform terbaik untuk membangun kepercayaan online adalah mendengarkan dan terlibat dengan konsumen, atau pelayanan konsumen. Permasalahannya, terkadang kita dapat melakukan segala sesuatunya dengan benar di online, tetapi satu atau dua pilihan yang kita buat merusak upaya dan segala sesuatu yang dilakukan dengan benar jatuh pada telinga tuli, alias tidak mendengarkan.
Berikut ini 5 alasan dimana bisnis kehilangan kepercayaan konsumen online:
Berikut ini 5 alasan dimana bisnis kehilangan kepercayaan konsumen online:
1. Meminta Terlalu Banyak Informasi atau Informasi yang Salah
Ini terjadi ketika Anda menaruh formulir di website Anda untuk meminta semua informasi yang mungkin Anda butuhkan. Satu-satunya masalah adalah bahwa semakin Anda banyak meminta, semakin banyak pertanyaan di benak pelanggan potensial tentang bagaimana Anda mungkin menggunakan informasi pribadi mereka. Sebaliknya, mengapa tidak mencoba untuk mengurangi apa yang Anda minta sebanyak mungkin? Atau setidaknya, mendapatkan informasi yang paling penting sebagai prioritas, yang mungkin menyertakan alamat email dan nama saja.
2. Tidak Mendengarkan Apa yang Konsumen Tanya/Minta
Jika mendengarkan untuk pelanggan Anda adalah membangun kepercayaan, maka bertahan untuk alasan yang sebaliknya juga benar. Sayangnya ada banyak cara untuk tidak mendengarkan pelanggan online Anda. Membiarkan komentar tanpa menanggapi mereka adalah salah satu contohnya. Selain itu, memiliki website yang sulit untuk menavigasi tanpa memperhatikan apa yang orang-orang sebenarnya kerjakan di dalamnya. Solusi untuk salah satu dari masalah ini relatif sederhana, yaitu libatkan pelanggan Anda dengan menanggapi mereka dan secara aktif mengumpulkan umpan balik mereka pada apa pun yang Anda lakukan di online dan benar-benar melakukan sesuatu untuk bertindak berdasarkan umpan balik itu.
3. Berbicara Hanya Sebagai Perusahaan dan Bukan Sebagai Individu
Aturan umum untuk menjadi online yang otentik adalah bahwa semakin banyak kepribadian individual yang dapat Anda bagi dengan pelanggan Anda, Anda akan dapat bertindak lebih otentik. Mencoba untuk mempertahankan hanya suara perusahaan merupakan kesalahan umum, pemilik bisnis kecil percaya bahwa berbicara layaknya sebuah perusahaan tak bermuka akan membantu mereka tampak besar dan profesional. Masalahnya adalah bahwa Anda menghindari salah satu keuntungan potensial terbesar Anda, yaitu menciptakan hubungan personal dengan pelanggan Anda. Alih-alih menyembunyikan suara Anda, belajar untuk secara aktif menggunakannya yaitu memberi orang koneksi langsung ke bisnis Anda. Hasilnya, akan lebih banyak pelanggan setia dan wawasan yang lebih dalam tentang pelanggan Anda karena Anda memiliki hubungan yang lebih kuat dengan mereka.
4. Tampil Tidak Sesuai Kenyataan
Menjanjikan perawatan yang ajaib atau sesuatu yang tampaknya seperti tawaran sempurna merupakan sesuatu yang menggoda untuk dicoba dan dilakukan untuk mengendalikan minat konsumen dan trafik ke situs Anda. Tetapi melakukan hal itu artinya juga merusak kredibilitas organisasi Anda, karena orang memiliki radar yang lebih tinggi untuk mendeteksi klaim-klaim diluar batas. Menjanjikan secara berlebihan tidak diminati konsumen, karena hal itu adalah skeptisisme. Lebih baik apa adanya dan menjadi setransparan mungkin tentang kemampuan Anda. Tidak ada yang bisa membangun kredibilitas lebih daripada menjadi terbuka tentang kelemahan Anda serta bersikap realistis tentang poin-poin kekuatan Anda.
5. Menggunakan Terlalu Banyak Elemen Online "Cookie Cutter"
Mari kita hadapi itu, ada banyak cara untuk membuat website gratis sekarang ini. Dari meluncurkan sebuah blog atau membuat sebuah website perusahaan secara keseluruhan, Anda dapat dengan mudah mengambil template dan memiliki website dalam hitungan jam. Mungkin Anda tidak memiliki website seperti ini untuk bisnis Anda, tetapi ada unsur-unsur dari jenis bisnis yang masih mungkin Anda gunakan. Sebagai contoh, jika Anda mengintegrasikan iklan kata kunci Google di situs Anda untuk memperoleh penghasilan ekstra, atau menggunakan template yang dapat dikenali, Anda mungkin tidak sengaja mengirim pesan ke pelanggan Anda bahwa Anda tidak peduli untuk menginvestasikan upaya nyata dalam memiliki sebuah situs profesional. Aturan umumnya, jika Anda menjual beberapa jenis produk atau layanan, singkirkan iklan online dan coba untuk membuat situs Anda sangat mudah disesuaikan.
Pada akhirnya, kunci kepercayaan konsumen online berada di tangan Anda sendiri. Seberapa besar tingkat kepedulian dan responsif Anda terhadap konsumen online Anda?
No comments :
Post a Comment